Come in Come in

Jumat, 18 November 2011

Bye Gasta

"Ya aku merindukanmu, tapi Gasta adalah Gasta bukan Lingga ... " Azka

Aku siswi kelas XI di salah satu sekolah negeri di kota ini. Aku baru pindah dari tempatku yang dulu karna ayahku menginginkanku untuk pindah ke tempat ini. Sesungguhnya aku tak terlalu suka tempat ini, penuh hiruk pikuk, berisik, dan setiap orangnya bersifat individual. Aku benci karna teman-teman menganggapku aneh saat aku mengucapkan salam setiap kali aku memasuki kelas. Mereka juga menertawakanku karna rokku yang kata mereka KUPER, tapi menurutku rok sepertiku ini adalah rok yang paling aman, karna aku tidak perlu malu ketika aku berjalan, tidak perlu menarik-narik rokku kebawah seperti yang mereka lakukan. Aku juga tidak perlu merasakan bagaimana duduk dengan rok kesempitan dengan cap celana dalam dibelakangnya. Setidaknya aku menyukai penampilanku. Walaupun aku sedikit risih dengan cercaan mereka.



Seperti biasa aku tertunduk saat aku melihatnya, aku malu. Sungguh. Ini pertama kali aku merasakan hal ini, sangat indah dan aku menyukainya. Kata orang hal ini bodoh, kenapa aku tak bilang saja padanya. Tunggu dulu, aku tak mengerti apa ini, kalaupun aku harus terus begini aku rela, aku suka, dan aku bahagia menjalaninya.

........
"Zka, kok ngeloyor aja? Gimana sekolah hari ini..?"
Aku melengos, tidak ada yang menarik, kecuali, dia...
"Seperti biasa ma, membosankan, dan seperti biasa aku malas untuk bercerita..."
........

Jujur, sesampainya aku ditempat ini, aku berharap aku bisa melupakannya, Gasta, ia GASTA. Cinta pertamaku. Orang pertama yang menjadi kekasihku. Sampai beberapa bulan lalu sebelum ia menghilang, ntah kemana. Gasta katakan padaku bahwa ia akan kembali kesini untuk menemuiku. Dan ia berjanji akan selalu mengirimkan e-mail selama ia berada di Aussie. Ia akan sesering-seringnya mengirimkan foto-foto terbarunya, karna Gasta suka photograph.. Yah Gasta berjanji seperti itu kepadaku, sebelum ia berlalu meninggalkanku dibandara 3bulan lalu. Ia berlari. Meninggalkanku.. Menjauh, ia tersenyum, dan ia menghilang, sampai detik ini..
Gasta aku rindu ...
 Ya..Ya..Ya.. Aku terimaa.. Dirimu jadi... Teman hidupku....
Ada no ga dikenal telpon aku, siapa dia?


"Yaaa...", jawabku sambil menyeka air mata.
"...................."

Aku tersenyum, aku malu, aku tertunduk, aku diam... Oh My God, apa ia Gasta yang baru?
Yaa dia adalah Lingga. Salah satu teman sekelasku, ia benar-benar mirip dengan Gasta. Apa dia Gasta? Bukan tentu saja! Tapi kenapa begitu mirip? Kenapa? Ia akan datang kerumahku malam ini, sendirian, sedangkan aku? Juga sendirian, karna ayah dan ibu akan pergi ke acara relasi ayah. Apa ini bisa disebut kencan? Apa aku seharusnya bahagia? Tapi bagaimana jika Gasta cemburu?
Gasta.. Kamu dimana? Lingga nanti malam akan menemuiku, apa kamu cemburu? Aku harap tidak, aku masih mencintaimu. Tapi apakah Lingga itu kamu? Kamu yang datang lagi dari sana untuk menemaniku? Gasta... Aku merindukanmu...
 Lingga sudah sampai dirumahku, Lingga bilang ia ingin meminjam buku catatanku dan sekalian memintaku untuk mengajarinya bab 3 dan bab 4, karna ia belum begitu mengerti bab tersebut, dan sebentar lagi akan ujian blok. Sedangkan aku? Dengan gampang menyelesaikan soalnya, karna, memang ini adalah mata pelajaran kesukaankku. Dan aku mengajarinya dengan senang hati... Aku teringat Gasta lagi... Berkali-kali aku memanggilnya Gasta, hingga akhirnya aku bercerita ttg Gasta pada Lingga... Aku tak mampu menahan airmataku, aku menangis, terisak, yah sekali lagi... Dan Lingga memelukku erat, sangat erat, hangat.. Seperti pelukkan Gasta.. Sungguh aku merindukan Gasta... Aku rindu kamu, juisii....
Perih ini kutanggung sendiri, Gasta apa kau merasakannya? Aku ingin memelukmu.....

===============

Sebulan ini Lingga hampir setiap hari bersamaku, makan, jalan-jalan, belajar, bermain, ke toko buku, bahkan ia sering kali menungguiku saat aku les menari. Ia benar-benar sahabat yang baik. Sekarang aku benar-benar merasakan Gasta ada disini, bersamaku, Yah! Lingga adalah Gasta..

Malam ini aku dan Lingga diundang Melisa ke Ulang Tahunnya, aku sudah membeli hadiah untuk Melisa, sebuah jepit rambut ada hiasan permata biru ditengahnya, cantik sekali, secantik Melisa..

Seperti biasa Lingga menjemputku, ia menunggu diruang tamu sedangkan aku sedang berdandan dibantu ibu. Dress putih yang ku kenakan membuatku tampak bersinar kata ibu, ibu bilang aku tidak boleh bersedih, dan aku harus bahagia malam ini. Aku mengangguk dan tersenyum lebar kepada ibu, aku menciumnya dan pamit untuk pergi..

Ternyata Lingga juga memakai baju putih! Hahaha. Sangat kompak denganku. Dia juga terlihat bersinar malam ini, aku suka. Dan Lingga memujiku aku sangat cantik malam ini. Lalu ia pamit dengan ibu..

Lingga memberiku seikat bunga, ah ini pasti untuk Melisa, karna ada tertulis di kartu ucapannya " Untukmu wanita terbahagia dan tercantik malam ini...", ah siapa lagi, pasti Melisa! Lingga menyukai Melisa dan aku turut bahagia dengannya. Sepanjang jalan menuju rumah Melisa aku menggodai Lingga, Lingga hanya tersenyum, tapi senyumannya sangat aneh, dan jelek! Aku cemburu... Kenapa harus. Lingga sahabatku....

Sebelum acara berlangsung Lingga memberikan bunga itu kepada Melisa, ia berpelukan dengan Melisa. Melisa tertawa, Lingga juga. Mereka terlihat sangat bahagia. Aku? Aku cemburu, aku marah. Aku berlari kebelakang halaman, aku menangis, aku sakit. Kenapa! Kenapa aku harus cemburu! Kenapa Lingga harus menyukai Melisa. Kenapa?

Lingga dan Melisa menemukanku menunduk dibelakang halaman, sendirian, berantakan. Mereka bertanya ada apa denganku, aku jawab aku tidak apa-apa. Mereka mengajakku kembali kepesta karna pesta belum selesai. Dan pada saat aku melihat mereka, mereka sedang bergandengan tangan, mereka terlihat mesra, sangat mesra. Aku kembali... MENANGIS....


Mereka semakin bingung dan akhirnya mereka berhasil membujukku untuk bersenang-senang setelah ini. Aku kembali ke pesta dan memaksakan diri untuk tersenyum...

Di akhir acara, Lingga dan Melisa naik ke atas panggung, mereka mengatakan mereka memiliki pengumuman yang sangat menyenangkan, mereka bergandengan tangan, mesra sangat mesra, sesekali Melisa tersenyum kepada Lingga dan Lingga membalasnya. Aku cemburu... Ditangan kanan Lingga memengang 1 kotak berwarna merah, mungkin kotak cincin, dan ia akan memberikan itu kepada Melisa. Aku tak sanggup melihatnya SUNGGUH!!!
"Kau begitu sempurna, dimataku kau begitu indah....."
 Ini lagu kesukaan ku, kenapa Lingga nyanyikan itu untuk Melisa.. Kenapa Lingga tega memakai lagu ini untuk mengatakan cinta kepada Melisa... Lingga kejam! Ia mengambil mic dan ia bersiap untuk mengutarakan cintanya...
Aku ga sanggup ada disini! Aku ingin berlari! Tapi aku tak mampu beranjak! Aku membeku! OH NO!!
"Ya... Thanks buat teman-teman yang masih rela dengerin pengumuman indah aku malem ini.. Thanks buat Melisa yang menemani aku dipanggung ini, Kamu cantik malam ini..."
Jantungku berdetak kencang sangat kencang!
"Hari ini aku bakal mengutarakan perasaan aku, yang singkat tapi sudah sangat mendalam. Ia cantik, Ia pintar, dan Ia mampu membuatku bertahan dan tertawa disaat seharusnya aku ketakutan karna masalahku..."
Aku menangis, ternyata Melisa berarti begitu dalam untuk Lingga....
"Terimakasih atas cinta, terimakasih atas hari-hari indah.. Aku ga akan sanggup melupakan mu, dan semua kenangan itu. Dan karna itu aku ingin memilikimu......", 
AKU MENUTUP TELINGAKU............
"Aku sayang kamu.... Would you be mine? AZKA?"
Aku membuka mataku, aku terbelalak, aku melihat Lingga tertawa, ia mengulurkan tangannya kepadaku, Lingga tidak bercanda, Lingga mengatakan semua itu untukku, Lagu Sempurna itu untukku, dan bunga itu juga untukku, begitu juga kotak merah itu. Aku terdiam, wajahku menghangat. Aku berkeringat. Aku sangat bahagia.

"Ini semua beneran Lingga? Kamu sayang aku..."
"Untuk apa aku berbohong Zka? Kamu wanita yang sangat pantas untuk mendapat semua ini..."
"Bukan Melisa?"
"Dia hanya peratara untukku supaya aku bisa melihatmu cemburu Princess"
"Kamu nakal Lingga!! Hahahaha" Aku memukul lembut dadanya...
"Tapi ingat Princess, aku adalah Lingga, bukan Gasta, LINGGA.. "
"Maafkan aku Lingga, sekarang aku mengerti, kamu bukan Gasta, kamu gabisa gantiin Gasta, tapi, kamu punya tempat sendiri dihati aku. Aku sayang kamu...." Aku memeluknya, aku menangis.. Bahagia..

"Gasta... Aku gatau kamu marah atau nggak, aku bahagia malam ini Gasta, semoga kamu disana juga bahagia.. Sekarang aku mencintai Lingga, tapi kamu akan selalu tetap dihati aku... Trimakasih Gasta... Doakan aku bahagia..."


AZKA

8 komentar:

J.A mengatakan...

wogh....keren yah...


J.A

irene christa mengatakan...

Wah trimakasih J.Z :)

J.A mengatakan...

Jo*l.Az** bukan J.Z ghahghahgahga....

Hy Emel mengatakan...

kereen!
seorang cewe yg di tinggalin cinta pertama + pacar pertama yang entah ga tau kemana,aku banget._. #curcol

irene christa mengatakan...

@amelia ariska .. ehehe.. makasih dear :) tapi endingnya sama ky dicerita dong?

Wafa Kamilah mengatakan...

Bagus :)

Adlina Haezah mengatakan...

aku suka :D

Budiman Asady mengatakan...

lewat, dan begitulah..

Free Blog Templates

THANKS FOR COMING TO MY WORLD